Senin, 01 Juni 2009

TATA CARA TARIQOH SYADZALIYYAH


Seorang yang ingin memasuki atau mengambil dzikir dari thariqah Syadzaliyah, persyaratan secara umumnya adalah Islam, berakal,dewasa (umur 18 tahun keatas) dan sudah paham ilmu syari’at minimal tentang amaliyah sehari-hari, khususnya shalat. Jika dia seorang wanita yang sudah bersuami, maka harus mendapatkan izin dari suaminya.Sedang persyaratan khususnya dan tata caranya adalah sebagai berikut;

1. Datang kepada guru Mursyid untuk memohon izin memasuki thariqahnya dan menjadi muridnya.Hal ini dilakukan sampai memperoleh izinnya dan perkenannya.

2. Puasa tiga hari (biasanya hari selasa, rabu, dan kamis).

Setelah selesai berpuasa, datang lagi pada guru mursyid dalam keadaan suci yang sempurna untuk menerima talqin dzikir atau bai’at. Setelah memperoleh talqin dzikir atau bai’at dari guru musyid tersebut, yang berarti telah tercatat sebagai anggota thariqah syadzaliyyah, maka dia berkewajiban untuk melaksanakan aurad (wirid-wirid) sebagai berikut;

a. Rabithah kepada guru mursyid.

b. Hadlrah Al-Fatihah untuk;

1. Memohon ridlo Allah Swt.

2. An-Nabiyyil Musthofa Muhammad Saw

3. Hadlaratusy-Syaikh Abul Hasan Ali Asy_Syadziliy dan ahli silsilahnya.

4. Guru mursyidnya dan ahli silsilahnya.

5. Membaca istighfar 100 x.

6. Membaca shalawat Nabi 100 x sebagai berikut;Dalam kondisi normal/biasa:

اللهم صل على سيدنا محمد عبدك ونبيك ورسولك النبي الامي وعلى اله وصحبه وبارك وسلم تسليما بقدر عظمة ذاتك فى كل وقت وحين

Dalam kondisi mendesak atau musafir

صل على سيدنا محمد

e. Membaca Tahlil /hailalah 100 x ,yang ditutup dengan tiga kali membaca:

لا اله الا الله سيدنا محمد رسول الله عليه وسلام الله عليه وسلم

f.Kemudian dilanjutkan 3 x membaca:

الهى انت مقصودى ورضاك مطلوبى

1. Membaca Al-Fatihah 3 kali.

2. Membaca ayat kursi sekali.

3. Membaca Al-Ikhlas 3 kali.

4. Membaca Al-Falaq 3 kali.

5. Membaca An-Nas 3 kali.

6. Membaca do’a.

Keterangan;-Untuk pelaksanaan puasa tiga hari, tergantung pada petunjuk guru mursyidnya.Misalnya pada saat pertama datang dan langsung mendapat izin serta perkenan dari guru mursyid untuk bai’at, maka puasa bisa dilaksanakan setelah bai’at atau di qodlo’. -Pembacaan aurad tersebut di atas dilakukan setiap hari 2 kali, yaitu setiap pagi (ba’da shalat shubuh) dan sore (ba’da shalat maghrib).-Untuk bacaan aurad, kemungkinan ada perbedaan antara guru mursyid yang satu dengan yang lainnya,tetapi yang ini adalah sama, yaitu; istighfar 100 kali, shalawat Nabiy ala syadziliyah 100 kali dan tahlil 100 kali.

* -Sikap duduk pada saat melaksanakan aurad tersebut bisa dengan tawarruk shalat atau murabba’ (bersila) atau menurut guru mursyidnya.

* -Aurad tersebut di atas adalah untuk para pemula, sedangkan bagi yang sudah meningkat pengajarannya maka sesuai dengan petunjuk dan arahan guru mursyidnya.

Suluk Thariqah Syadziliyyah : Para murid thariqah Syadziliyah hendaknya mengisi hari-harinya dengan suluk-suluk sebagai berikut;

1. Membaca Alqur’an dengan melihat mushaf setiap hari walau hanya satu maqra’.

2. Melaksanakan shalat lima waktu dengan berjama’ah.

3. Mengajarkan ilmu atau mencari tambahan ilmu setiap hari.

Catatan:

1. Keterangan mengenai kaifiyah atau tata cara pelaksanaan aurad Thariqah Syadziliyah ini diperoleh dari para murid Sayyidisy Syaikh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, dan dinukil dari kitab Aurad Ath-Thariqah Asy-Syadzaliyah Al-‘Uluwiyah yang diterbitkan oleh kanzus shalawat Pekalongan Jawa Tengah.

2. Untuk kegiatan irsyadat dan ta’limat yang dilakukan oleh Sayyidisy Syaikh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya adalah sebagai berikut:

o Setiap malam rabu jam 20.00 sampai jam 21.30 WIB, dengan materi fiqh dan tashawuf /kitab ihya ‘ulumudin.(untuk umum, khususnya para muridin thariqah).

o Setiap rabu pagi jam 06.00 sampai jam 07.30 Wib, dengan materi fiqh dan kitab taqrib .(khusus para wanita).

o Setiap jum’at kliwon jam 06.00 sampai jam 08.00 Wib, dengan materi thariqah dan tashawuf/kitab jami’ul ushul fil ‘auliya’.(untuk umum khususnya para muridin thariqah)

o Sedangkan untuk bai’at yang dilakukan oleh beliau adalah; setiap jum’at kliwon ba’da pengajian, yang dilakukan secara massal (banyak orang). Sedang untuk bai’at yang dilakukan secara perorangan atau jama’ah terbatas, tidak ada waktu khusus (tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi masing-masing yang bersangkutan).

3. Adapun silsilah kemursyidan Sayyidisy Syaikh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya ini adalah sebagai berikut:

1. As-Sayyid Al-Habib Muhammad Luthfiy bin Ali bin Hasyim bin Yahya

2. dari Sayyid Habib Muhammad Abdul Malik

3. dari Sayyid Habib Ahmad Nahrowiy Al-Makki

4. dari Sayyid Sholeh Al-Mufti Al-Hanafi

5. dari Sayyid Ali bin Thohir Al-Madaniy

6. dari Sayyid Ahmad Minatullah Al-Maliki Al-Aazhuriy

7. dari Sayyid Muhammad Al-Bahitiy

8. dari Sayyid Yusuf Adl-Dlaririy

9. dari Sayyid Muhammad bin Al-Qasim As-Sakandariy

10. dari Sayyid Muhammad Az-Zurqoniy

11. dari Sayyid Ali Al-Ajhuriy

12. dari Sayyid Nur Al-Qorofiy

13. dari Sayyid Al-Hafidh Al-Qasqalaniy

14. dari Sayyid Taqiyudin Al-Wasithi

15. dari Sayyid Abil Fath Al-Maidumiy

16. dari Sayyid Abil ‘Abbas Al-Mursiy

17. dari Sayyidisy Syaikh Abil Hasan Ali Asy-Syadziliy

18. dari Sayyid ‘Abdus Salam bin Masyis

19. dari Sayyid Abdurrahman Al-Madaniy Al-Maghribiy

20. dari Sayyid Taqiyudin Al-Faqir

21. dari Sayyid Fakhrudin

22. dari Sayyid Nuruddin

23. dari SayyidTajudin

24. dari Sayyid Syamsudin

25. dari Sayyid Zainuddin

26. dari SayyidAbu Ishaq Ibrahim Al-Bashriy

27. dari Sayyid Abul Qasim Ahmad Al-Marwaniy

28. dari Sayyid Sa’id dari Sayyid Sa’ad

29. dari Sayyid Abu Muhammad Fathus- Su’udi

30. dari Sayyid Abu Muhammad Al-Ghozwaniy

31. dari Sayyid Abu Muhammad Jabir

32. dari Sayyidina Hasan bin Ali r.a

33. dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib radliallahu anhum ajma’in

34. dari Sayyidil mursalin Imamil Anbiya’ wal Atqiya’ Sayidina Muhammad Saw

35. dari Jibril AS

36. dari Allah Swt.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar